TUGAS 3
KRITIK ARSITEKTUR
KRITIK ARSITEKTUR
Jenis-Jenis
Kritik ;
1. Kritik Normatif (Normative
Criticism) Hakikatnya kritik ini adanya keyakinan bahwa di lingkungan dunia
manapun bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola,
sandaran sebagai sebuah prinsip. Norma juga berupa suatu yang tidak konkrit dan
bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah
benda konstruksi. Kritik Normatif dibagi dalam beberapa metode, yaitu :
·
Kritik
Doktrinal (Doctrinal Criticsm) Norma yang bersifat general, pernyataan yang tak
terukur.
·
Kritik
Terukur (Measured Criticsm) Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan
bangunan dengan baik secara kuantitatif.
·
Kritik
Tipical (Typical Criticism) Norma yang didasarkan pada model yang
digeneralisasi untuk satu katagori bangunan yang spesifik.
·
Kritik
Sistematik (Systematic Criticism) Norma penyusunan elemen-elemen yang saling
berkaitan untuk satu tujuan.
2. Kritik Interpretif (Interpretive
Criticism) Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang
professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi
pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam
penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari
sudut pandang lain. Ada 2 teknik dalam menggunakan kritik ini, yaitu :
·
Advocatory,
Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada suatu topik yang
dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu
melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan
dari objek bangunan yang sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.
·
Evocative,
Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan.
Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan
pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam
bentuk naratif (tulisan) dan fotografis (gambar).
3. Kritik Impresionis (Imppressionis
Criticism) Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi
pembentukan karya seninya. Kritik impresionis dapat berbentuk :
·
Verbal
discourse (narasi verbal puisi atau prosa).
·
Caligramme
(paduan kata)
·
Painting
(lukisan)
·
Photo image
(imagi foto)
·
Modification
of building (Modifikasi bangunan)
·
Cartoon
(menampilakan gambar bangunan dengan cara yang lebih menyenangkan).
4. Kritik Deskriptif (Descriptive
Criticism) Dibanding kritik lain, kritik ini lebih terlihat lebih nyata
(actual). Kritik ini mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap kota.
Melihat sesuatu bangunan sebagaimana adanya tanpa me-judge atau me-interprete.
Yang masuk metode pada kritik ini adalah :
·
Depictive
(gambaran bangunan)
·
Grafis
(static).
·
Verbal
(dynamic).
·
Prosedur
(Process)
·
Biographical
(riwayat hidup)
·
Contextual
(Peristiwa)
ANALISIS BANGUNAN MENGGUNAKAN KRITIK TIPIKAL (NORMATIF)
Definisi:
Kritik Tipikal adalah sebuah metode
kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis
lainnya, dalam hal ini bangunan publik.
Obyek yang dianalisis : Depok Town
Square
Bangunan pembanding sejenis :
Cilandak Town Square
Depok Town Square(Atas) adalah sebuah pusat perbelanjaan
yang terletak di Jalan Margonda Raya, Depok. Tempat ini merupakan salah satu
tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di Depok.
Cilandak Town Square(Bawah) adalah sebuah pusat perbelanjaan
yang terletak di daerah Cilandak. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan
untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di daerah Jakarta Selatan.
Dalam hal ini Citos merupakan salah
satu Town Square pertama yang berdiri di kota Jakarta dan telah banyak
menginspirasi bangunan publik sejenisnya dalam hal perancangan arsitekturnya.
Maka dari itu dengan menggunakan metode kritik tipikal akan dibandingkan kedua
bangunan public sejenis ini dengan parameter yang disediakan sehingga dapat
diketahui apakah Detos sudah memenuhi standar untuk menjadi sebuah Town Square
di kota Depok.
Keterangan :
Detos : Depok Town Square
Citos : Cilandak Town Square
