Rabu, 26 November 2014

TUGAS ARSITEKTUR LINGKUNGAN

TUGAS VI

Konstruksi Bangunan Berkelanjutan (Ramah Lingkungan)

   Konstruksi berwawasan lingkungan (green construction) adalah konstruksi yang dapat mengurangi biaya-biaya yang disebabkan bencana yang ditimbulkan karena kerusakan alam. Contohnya saat membangun jalan terkadang membelah aliran sungai agar tidak putus maka harus dibuatkan saluran gorong-gorong yang memadai agar saat hujan tidak meluap ke jalan.Kemudian dalam membangun jalan menggunakan bahan-bahan yang dapat diperbarui (renewable), bobotnya lebih ringan dan kuat untuk menghemat biaya angkut, serta yang panti harus dapat didaur ulang. Sementara dari segi lingkungan setidaknya untuk jalan karena merupakan fasilitas umum harus menyediakan 30 persen sebagai ruang terbuka hijau yang ditempatkan disisi kanan dan kiri jalan.

    Standar ramah lingkungan ini jika ditransformasikan ke dalam ukuran maupun sistem baku meliputi beberapa aspek detil lainnya seperti resource consumption and energy balance system, life cycle analysis, eco-efficiency standard, eco-scarcity and eco-toxicology dan sebagainya.

 Konsep Strategi Desain Berkelanjutan dapat dijabarkan kedalam 9 point;
  1. Dimulai dengan tahap awal pekerjaan proyek yang melibatkan seluruh pihak : klien, desainer, insinyur, pemerintah, kontraktor, pemilik, pengguna, dan komunitas;
  2. Analisa dan Manajemen seluruhnya dari Daur Hidup Bangunan, yaitu mengintegrasikan semua aspek dalam konstruksi dan penggunaan dimasa depan;
  3. Optimalisasi desain yang efisien, energi terbarukan, teknologi modern dan ramah lingkungan harus menjadi satu kesatuan;
  4.  Kesadaran bahwa proyek arsitektur dan konstruksi tersebut merupakan sistem interaktif yang kompleks dan terkait pada lingkungan sekitar yang lebih luas yang bisa mencakup warisan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat;
  5. Penerapan “material bangunan yang sehat”, yaitu untuk menciptakan bangunan yang sehat, tata guna lahan yang seimbang, kesan estetik dan inspiratif, serta memberikan keyakinan ke masyarakat;
  6. Upaya untuk mengurangi “carbon imprint”, mengurangi penggunaan material berbahaya yang berdampak terhadap aktivitas pengguna;
  7. Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, kesetaraan baik lokal maupun global, memajukan kesejahteraan ekonomi, serta menyediakan kesempatan-kesempatan untuk kegiatan bersama masyarakat;
  8. Populasi urban tergantung pada sistem desa-kota yang terintergrasi, saling terkait untuk keberlangsungan hidup seperti fasilitas publik (air, udara, rumah, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dll;
  9. Mendukung pernyataan mengenai keberagaman budaya umat manusia sebagai sumber pertukaran, penemuan, kreativitas yang sangat diperlukan oleh manusia.
Selanjutnya, konsep-konsep di atas dapat diterjemahkan bahwa pendekatan “Sustainable Architecture” perlu diterapkan secara menyeluruh dengan melihat seluruh daur hidup dari bangunan tersebut. Dan penerapannya harus secara komprehensif dari maerial, dan penghijauan lingkungan.

TUGAS ARSITEKTUR LINGKUNGAN

TUGAS V

Arsitektur Biologi


    Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu ilmu penghubung antaramanusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga mempelajari pengetahuantentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan arsitekturkemanusiaan yang memperhatikan kesehatan.Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lainProf. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick.
 
  Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan hal yang baru, sebab sejak ribuan tahun yang lalu nenek moyangkita telah menerapkan konsep dasar dari arsitektur biologis ini, yaitu dengan membangunrumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam sehingga tidakmencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang bagun yang dapat tahan dengansegala macam ancaman alam, seperti hewan buas dan bencana seperti banjir, longsor,gempa, dan lain-lain.
 
 Rumah adat yang berbentuk rumah panggung adalah contoh dari arsitektur biologis masyarakat Indonesia zaman dahulu. Pada peristiwa gempa di Padangtahun lalu, rumah adat ini terbukti lebih kokoh dibanding dengan rumah atau bangunan lain,karena bobotnya yang  ringan, terbuat  dari  bambu  dan   kayu. 
 
     Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun ditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah, tanah liat dan lempung), berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka (kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut, akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang berkaitan dengan sejarah arsitektur.Contoh bangunan arsitektur biologi
 
 http://ridozah.files.wordpress.com/2012/11/water-purification-skyscraper-2.jpg  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik1phyphenhyphenoc84DMimDwFmDsv8DRDZNBR1YN1UQFyvx2fLxMfF5fviQ25_sIENx2mJxYDbBlQVG1v0nHHLI3U9ZGbQYr1LGXRdG2jleuOI3o8Xz5hs7pNNTI0xgjYi-lGP7aprMfBnO-L9d5zF/s1600/Green-Architecture-Villa-in-Dutch.jpg